Pemerintah Pusat Dinilai Ikut Andil dalam Kemacetan Jakarta

Thursday, February 5, 2015 | comments

Castrol's Magnatec Stop-Start Index menempatkan Jakarta sebagai kota termacet di dunia. "Naik kelasnya" Jakarta itu dipandang bukan semata-mata akibat tidak mampunyai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi kemacetan, melainkan akibat ulah pemerintah pusat yang memberi izin produksi mobil murah.

Anggota DPRD DKI, Bestari Barus, menilai, sudah saatnya produksi mobil murah dihentikan. Sebab, kehadiran mobil murah makin memperparah kesenjangan antara jumlah kepemilikan kendaraan dan jumlah rasio jalan di Jakarta.

"Pertumbuhan jalan kan tidak sesuai dengan pertumbuhan kepemilikan mobil. Itu terjadi karena pembatasan tidak dilakukan. Makanya, stop mobil murah," kata Bestari saat dihubungi, Kamis (5/2/2015).
Menurut Bestari, penghapusan program mobil murah merupakan salah satu upaya membatasi kepemilikan kendaraan pribadi. Ia menganggap kepemilikan mobil di Jakarta harusnya mencontoh negara-negara maju, yakni orang yang mampu saja yang berhak memilikinya.

Namun, kata dia, semuanya itu harus dibarengi dengan pembenahan transportasi massal. Sebab, Bestari menilai rata-rata transportasi massal yang ada di Jakarta saat ini belum memenuhi aspek aman, nyaman, cepat, dan murah.

"Mobil harus mahal dan yang punya orang kaya saja. Konsekuensinya transportasi publik harus tersedia," ujarnya.

Sebagai informasi, Castrol's Magnatec Stop-Start mengukur kemacetan berdasarkan proses berhenti-jalan sebuah kendaraan. Dari penelitian yang mereka lakukan, rata-rata kendaraan di Jakarta melakukan 33.240 kali proses berhenti-jalan per tahunnya. Indeks ini mengacu dari data navigasi pengguna Tom Tom, mesin GPS, dan alat untuk menghitung jumlah berhenti dan jalan kendaraan setiap kilometernya. Jumlah tersebut kemudian dikalikan dengan jarak rata-rata yang ditempuh setiap tahun di 78 negara.

Urutan kota termacet kedua ditempati Istanbul (Turki), disusul Kota Meksiko (Meksiko) di urutan ketiga. Selain Jakarta, kota lainnya di Indonesia yang masuk dalam 10 besar adalah Surabaya yang menempati urutan keempat. Di bawah Surabaya, berturut-turut menyusul Saint Petersburg (Rusia), Moskwa (Rusia), Roma (Italia), Bangkok (Thailand), Guadalajara (Meksiko), dan Buenos Aires (Argentina). Untuk kota dengan lalu lintas terlancar ditempati Tampere (Finlandia) dan berturut-turut disusul Rotterdam (Belanda), Bratislava (Slowakia), Abu Dhabi (UEA), Brisbane (Australia), Antwerp (Belgia), Porto (Portugal), Brno (Ceko), Kopenhagen (Denmark), dan Kosice (Slowakia).

- sudah saatnya pemerintah pusat menutup deal sama mafia otomotif sama masyarakat juga jangan perilaku konsumtif lah, protes macet nomor 1 tapi beli motor ama mobil nomor 1 juga - sama ambil alih TU dari tangan organisasi paling useless di indonesia, ORGANDA - kalo orkay dibolehin punya ama bawa mobil, lebih bagus pake taktiknya ahok : diijinkan lewat jalur TJ - bayar diatas 100 ribu (sampe jutaan rupiah kalo perlu) buktinya reaksi para orkay malah ngamuk ngamuk sambil ngomong "pemerasan terang terangan"

Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Harian metro1 Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger