[Keep calm] Bappenas Jamin Hutang Luar Negeri Terkendali

Sunday, April 26, 2015 | comments

JAKARTA - Terus bertambahnya hutang luar negeri yang ditanggung pemerintah Indonesia membuat panik berbagai kalangan. Besarnya hutang itu dikhawatirkan dapat membuat kondisi ekonomi Indonesia tidak semakin baik. Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago menegaskan hutang luar negeri yang tercatat sampai saat ini masih terkendali. Artinya pemerintah masih memiliki kemampuan pembayaran yang teratur. Sekaligus tidak bakal mempengaruhi kondisi ekonomi nasional.
"Hutang itu masih dalam kerangka yang wajar. Tidak perlu panik melihat angka yang ramai disebutkan," ujar Andrinof menanggapi sola hutang yang terus membekak di kantor Bappenas, Jakarta, kemarin.
Dia menyebutkan, pemerintah tak menjadi pinjaman luar negeri sebagai bagian penting pembangunan. Namun tetap perlu dimanfaatkan peluang pinjaman tersebut. Dengan sejumlah persyaratan yang telah diatur.
Tak dipungkiri, sambung dia pemerintah memanfaatkan sejumlah peluang pinjaman luar negeri. Selama persyaratannya tidak membebani keuangan negara. Sekaligus pemanfaatnya bisa lebih optimal bagi pembangunan.
"Kalau ada pinjaman yang lunak, pengembaliannya lunak, tidak mengikat berbagai aturan. Maka pantas kan dimanfaatkan," ucapnya.
Andrinof menambahkan pinjaman yang dilakukan pemerintah itu memiliki hitungan maksimal. Artinya tidak boleh pinjaman dilakukan melewati batas maksimal. Seluruh pinjaman harus berada pada batas yang telah diatur.
Dekan FE Universitas Al Azhar Indonesia, Kuncoro Hadi mengatakan beban hutang yang mencapai ribuan triliun itu bukan kondisi baik. Pemerintah perlu menyiapkan berbagai strategi menjaga arus pembayaran hutang yang tepat.
"Persoalan bukan pada besar hutang. Tapi pada kondisi nilai tukar rupiah. Jika nilai tukar bisa stabil, maka masa cicilan hutang tidak bermasalah," ujarnya. Namun, lanjut dia pada kenyataannya nilai tukar rupiah itu cenderung menurun. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan pelaku usaha. Karena beban hutang bisa menjadi semakin berat.
Persoalan lainnya, Kuncoro meminta pemerintah bisa lebih cepat membangun kemampuan produksi barang. Dengan meningkatkan nilai tambah produk. Tidak hanya mengekspor barang mentah dan setengah jadi.
"Kalau nilai produksi barang bisa naik, maka ekspor meningkat. Maka transaksi dalam mata uang asing pun naik. Itu bisa jadi alat menjaga stabilitas pelunasan hutang," pungkasnya. (rko/jpnn)
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Harian metro1 Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger