Meski sejumlah ruas jalan protokol seperti Jl. Jenderal Sudirman dan Jl M.H Thamrin ditutup saat perayaan May Day hari ini, termasuk beberapa ruas jalan di sekitarnya. Namun, masih ada beberapa ruas jalan yang dibuka dan dimanfaatkan massa buruh untuk menuju kawasan Bundaran HI dan Istana Negara. Seperti di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Di sini, massa buruh yang tergabung dalam Garda Metal melintas dengan menggunakan sejumlah bus berukuran besar. Sayang, sempat terjadi kesalah pahaman dan sedikit ketegangan saat seorang massa Garda Metal membentak seorang petugas parkir di kawasan tersebut. Tak hanya itu, sejumlah massa Garda Metal pun mengeluarkan kepalanya melalui jendela bus dan meminta pengguna jalan lainnya menepi karena rombongan mereka ingin lewat.
Meski sempat terlihat arogan, anggota Garda Metal bersedia turun ke jalan untuk membantu aparat kepolisian mengatur arus lalu lintas tepatnya di persimpangan Jl. Kebon Sirih dengan Jl. Abdul Muis.
Warga Tanah Abang sendiri mengaku tidak ambil pusing atas iring-iringan bus yang menimbulkan kemacetan di beberapa ruas.
"Buat apa dipikirin, mending Jumatan, lagian ini hari libur. Buat apa berkendaraan kalau ujung-ujungnya macet," tandas Ari (28) yang kebetulan berada di atas underpass Pusat Grosir Tanah Abang.
Komentar berbeda diungkapkan Taufik (31). Pengunjung Pasar Blok A Tanah Abang ini menyanyangkan sikap buruh yang terkesan arogan pada hari buruh.
"Emangnya kuli angkut yang banyak di sini bukan bagian dari buruh? Supir angkutan (taxi, kopaja, metromini) yang terantai kemacetan lantaran konvoi bus yang lewat di sini bukan buruh? Atau petugas pakir itu bukan buruh?" semprotnya.
http://harianmetro1.blogspot.com
Link:
Meski sempat terlihat arogan, anggota Garda Metal bersedia turun ke jalan untuk membantu aparat kepolisian mengatur arus lalu lintas tepatnya di persimpangan Jl. Kebon Sirih dengan Jl. Abdul Muis.
Warga Tanah Abang sendiri mengaku tidak ambil pusing atas iring-iringan bus yang menimbulkan kemacetan di beberapa ruas.
"Buat apa dipikirin, mending Jumatan, lagian ini hari libur. Buat apa berkendaraan kalau ujung-ujungnya macet," tandas Ari (28) yang kebetulan berada di atas underpass Pusat Grosir Tanah Abang.
Komentar berbeda diungkapkan Taufik (31). Pengunjung Pasar Blok A Tanah Abang ini menyanyangkan sikap buruh yang terkesan arogan pada hari buruh.
"Emangnya kuli angkut yang banyak di sini bukan bagian dari buruh? Supir angkutan (taxi, kopaja, metromini) yang terantai kemacetan lantaran konvoi bus yang lewat di sini bukan buruh? Atau petugas pakir itu bukan buruh?" semprotnya.
http://harianmetro1.blogspot.com
Link:
Post a Comment